WISATA ROWO BAYU
Rowo dalam bahasa Indonesia berarti “Rawa” sedangkan Bayu itu sendiri diambil dari nama desa “Bayu”, Rowo Bayu (Rawa di desa Bayu) begitulah penduduk sekitar menyebut kawasan yang dianggap sakral ini. Rowo Bayu terletak di Kawasan Hutan Petak 8, Forest Resort Songgon, bagian dari Kesatuan Pemangku Hutan Rogojampi, Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Lokasinya berada di ketinggian kurang lebih 800 meter di atas permukaan laut, sehingga udaranya cukup sejuk.
Keindahan Rowo Bayu |
Rawa Bayu adalah sebuah rawa yang di kanan kirinya masih ditumbuhi tanaman yang asri. Keasriaannya ini membuat Satwa dan Fauna banyak populasinya. Seperti burung, serangga dan tumbuhan paku dll. Rawa Bayu mempunyai banyak keistimewaan. Airnya yang masih alami menjadi daya tarik tersendiri. Selain itu udaranya yang sejuk cocok untuk warga kota yang mencari kedamaiaan dari suasana bising. Selain itu Rawa Bayu juga dimanfaatkan oleh pelajar sebagai media pembelajaran yang dapat mendukung mata pelajaran sejarah karena jelas merupakan bukti sejarah. Juga dapat mendukung mata pelajara biologi karena dapat digunakan sebagai media keaneka ragaman hayati, ekosistem rawa, ekosistem hutan dan sebagainya. Juga dapat mendukung mata pelajaran geografi misalnya menentukan kedalaman rawa.
Sejauh ini Rowo Bayu adalah tempat wisata yang tidak perlu biaya untuk menikmatinya. Tidak ada penjaga, tidak ada pungutan tiket masuk, tidak ada pungutan karcis parkir, semua gratis all is free.
Pada bukit pertama saat kita masuk area Rowo Bayu akan dapat kita temui satu pohon yang amat besar nan eksotis yang merupakan gabungan dari pohon Beringin dan pohon Apak dimana terdapat sebuah rongga mirip goa di tengah nya.
Apabila kita masuk dan melihat ke atas, maka gabungan 2 (dua) pohon tersebut menghasilkan rongga tinggi mirip sebuah sumur dengan lilitan akarnya yang ibarat ornamen-ornamen alam. Telaga nan jernih diantara bukit dan hutan yang rimbun penuh pohon besar mengentalkan aroma mistis di kawasan ini. Konon menurut mitos yang berkembang di masyarakat sekitar, pada malam-malam tertentu telaga Bayu dijadikan tempat untuk mandi para bidadari.
Sebuah bangunan candi nampak kokoh berdiri di atas bukit yang mana menurut juru kunci wisata sejarah Rowo Bayu disebut “Candi Puncak Agung Macan Putih” yang didirikan untuk menghormati roh para leluhur yang telah berjasa dalam mempertahankan tanah Blambangan dalam perang Puputan Bayu tahun 1771. Konon, area ini dulu digunakan para pejuang perang Puputan Bayu bersembunyi dan mengatur strategi melawan kompeni.
Selanjutnya jika kita menelusuri jalan jalan setapak, maka kita akan menemui bangunan wisata sejarah situs Batu Suci Petilasan Prabu Tawang Alun, raja Blambangan pada tahun 1770 Masehi. Prabu Tawangalun sempat bertapa disini untuk mendapat wangsit menunggangi macan putih dan kemudian mendirikan kerajaan Macan Putih yang bekas-bekas bangunannya kini terletak di desa Macan Putih, kecamatan Rogojampi.
Di sekitar bangunan tersebut terdapat sumber mata yang diyakini sebagai mata air suci, yaitu sumber Taman Kaputren (sumber lain menyebutnya Pancoran Suwelas), sumber Dewi Gangga, dan sumber Taman Kamulyan. Ketiganya mengalir air yang jernih khas pegunungan. Rowo Bayu ini dimanfaatkan juga oleh dinas PU untuk pengairan sawah-sawah dan ladang di desa Bayu dan sekitarnya.
Sumber Taman Keputren |
Sumber Dewi Gangga |
Di Rowo Bayu terdapat beberapa fasilitas yang dapat di gunakan seperti kolam untuk mandi, di sebelah selatan tidak jauh dari kolam ada arena cross yang biasanya setiap tahun diadakan pertandingan cross. Bagi yang hobi memancing juga bisa menyalurkan, karena di Rowo Bayu banyak terdapat ikan nila dan mujair.
Lokasi Rowo Bayu dari pusat kota Banyuwangi sekitar 35km. Atau kalau dari Kecamatan Genteng jaraknya sekitar 30km. Untuk mencapai Rowo Bayu dapat menggunakan kendaraan pribadi maupun umum, meskipun jalannya kurang bagus.
Dari jalan raya Jember-Banyuwangi, Anda berhenti di kota Rogojampi. Setelah itu terus ke arah barat sekitar 7 km ke Kecamatan Songgon, kemudian ke barat lagi 7 km. Harus ekstra hati-hati sesampai di tetenger Puputan Bayu di Desa Bayu, sebab jalannya rusak dan bergelombang sekitar 3 km.
0 komentar:
Posting Komentar