CAFE GUMITIR, TEMPAT REHAT SEKALIGUS WISATA ALAM DI PERBATASAN BANYUWANGI-JEMBER
Bagi sebagian orang, perjalanan Jember-Banyuwangi pada saat melewati belantara pegunungan Gumitir, bukan hal yang menyenangkan. Dengan medan jalan yang penuh dengan belokan dan tanjakan, banyak orang yang dibuat mabuk dan pusing saat melewatinya.
Pemandangan di sekitar Cafe Gumitir |
Tapi itu dulu. Sekarang melewati Gumitir bisa jadi akan menjadi pengalaman yang menyenangkan, sejak dibangunnya rest area alias area peristirahatan di tengah-tengah perjalanan yang dikelilingi pemandangan alam yang indah dari lingkungan sekitar berupa hutan dan kebun kopi.
Pintu gerbang Cafe & Rest Area Gumitir |
Anda bisa melepas lelah dan beristirahat sejenak di area yang cukup luas dan berhawa sejuk dengan panorama alam pegunungan yang indah serta kawasan perkebunan kopi. Berbagai fasilitas umum tersedia di sini. Seperti mushola dan toilet, yang pasti dibutuhkan bagi pelintas Gumitir dari luar daerah. Tempat ini juga menyediakan areal permainan anak-anak, outbound dan flying fox, serta lapangan olahraga dan tempat berkemah. Tersedia tempat parkir yang luas, sehingga kendaraan besar seperti bis bisa masuk dengan mudah.
Di area Cafe Gumitir ini juga ada kursi kayu raksasa berukuran tiga kali tiga meter dan tinggi dua setengah meter yang dilengkapi dengan tangga. Kursi ini fungsinya bukan untuk duduk-duduk santai. Tapi berguna dinaiki dan berdiri untuk melihat pemandangan di lembah Gunung Gumitir. Kursi yang dibikin sangat kokoh terbuat dari 6 batang kayu segawe (Adentahera microsperma) yang sengaja dipilih supaya kuat akibat hujan dan panas terik. Kayu tersebut berasal dari dalam afdeling Tanah Manis, kebun Gunung Gumitir.
Kursi raksasa, ikon Cafe Gumitir. |
Di tempat ini pengunjung tidak hanya bisa menikmati hamparan kebun kopi robusta seluas 1.165 hektare, tapi juga bisa blusukan ke kebun kopi, terowongan kereta api Mrawan, dan pabrik pengolahan kopi Goenoeng Goemitir yang dibangun pemerintah kolonial Belanda antara tahun 1901 dan 1903 dengan menggunakan kendaraan yang disediakan pihak pengelola.
Rest area Gumitir ini layak disebut sebagai lokasi agrowisata, karena selain lokasinya di perkebunan dengan ketinggian 624 meter di atas permukaan laut, areal ini juga dilengkapi berbagai sarana penunjang yang pada umumnya terdapat pada sebuah agrowisata, seperti :
1. Outbound dan Flying Fox yang akan menguji ketangguhan fisik dan mental kita.
Si manis ini bersiap meluncur di lintasan flying |
Berkuda di Cafe Gumitir, ada pendamping yang siap menjaga keamanan pengunjung. |
Di tempat ini Anda bisa ber ATV ria mengelilingi area Cafe Gumitir. |
Tempat yang nyaman untuk bersantai |
Salah satu sudut rest area Gumitir. |
Jika Anda mempunyai cukup waktu, sangat disarankan untuk tidak melewatkan tour keliling ke terowongan kereta api Mrawan dan pabrik kopi. Untuk mengikuti tour yang memakan waktu 1 jam ini, Anda bisa menggunakan jeep Willy/kereta wisata atau kereta kelinci. Bedanya di ongkos dan jenis kendaraan yang dipakai. Kalau naik jeep/kereta wisata ongkosnya Rp 25 ribu/orang, sedangkan naik kereta kelinci lebih murah, yaitu hanya Rp 15 ribu/orang tapi baru bisa berangkat jika penumpang mencapai 10 orang! Dan kereta kelinci ini hanya beroperasi pada hari libur/minggu saja.
Jeep Willys dan kereta wisata yang akan mengantar pengunjung berkeliling areal kebun |
Kereta wisata di Cafe Gumitir |
Start awal tour |
Jalur lintasan berkuda dan kereta wisata/kereta kelinci. |
Kondisi jalanan yang dilewati selama tour Gumitir. Tidak ada yang beraspal. |
Ketika berpapasan dengan kendaraan dari depan, kedua sopir harus saling menepikan kendaraannya. |
Kereta berhenti untuk memberi kesempatan penumpang melihat terowongan kereta api Mrawan. |
Jalan setapak menuju terowongan kereta api Mrawan |
Terowongan Mrawan riwayatmu dulu : ketika selesai dibangun pada tahun 1902. |
Terowongan Mrawan saat ini, sering menjadi tempat favorit berfoto ria. |
Namun sebaiknya Anda tidak tergoda untuk memasuki terowongan ini terlalu jauh ke dalam, karena berbahaya jika sewaktu-waktu ada kereta api yang melintasi jalur itu. Narsisnya cukup di sekitar mulut terowongan saja ya.
Terowongan kereta api Mrawan. Hati-hati kereta melintas! |
Pemandangan dari atas terowongan |
Perumahan dinas administratur/pimpinan kebun. |
Tampak lintasan kereta api di atas perumahan para pekerja kebun. |
Di depan pabrik pengolahan kopi Goenoeng Goemitir |
Suasana di dalam pabrik. Senggang karena tidak ada aktivitas. |
Kalau Anda berkunjung pada musim panen, antara bulan Juli-September, maka Anda berkesempatan melihat langsung proses pengolahan biji kopi Robusta (coffea canephora) dari kebun Gunung Gumitir yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara XII. Diluar musim panen, praktis tidak ada kegiatan di pabrik tersebut.
Generator kuno peninggalan Belanda yang sudah tidak aktif lagi. |
Bangunan pabrik kopi dilihat dari luar. |
Setelah puas dan lelah blusukan di kebun dan pabrik kopi, sekarang saatnya Anda menikmati beragam makanan dan minuman di Cafe Gumitir.
Cafe Gumitir di atas bukit. |
Pemandangan dari atas CafeGumitir |
Tapi bagi Anda yang tujuan mampir di Cafe Gumitir memang untuk mengisi perut yang keroncongan di tengah perjalanan, maka dari gerbang masuk cafe bisa langsung belok kiri masuk jalan by pass melingkar yang langsung menuju Cafe di atas bukit. Jadi anda tidak perlu memarkir mobil di tempat parkir di halaman depan lalu berjalan kaki ke atas bukit, tapi bisa langsung parkir di dekat cafe Gumitir dan segera memesan makanan dan minuman kesukaan Anda.
Di cafe yang berbentuk joglo ini terdapat deretan cafe mungil berbentuk gazebo dan sebuah induk cafe yang saling terhubung dengan jalan setapak. Kita bisa memilih tempat yang ada meja kursinya atau yang model lesehan. Yang unik, di setiap cafe dipajang foto-foto jadul pekebun tempo doeloe yang jumlahnya sangat banyak.
Deretan bangunan cafe berbentuk joglo |
Interior Cafe Gumitir yang romantis |
Suasana di dalam cafe utama |
Menu Cafe Gumitir : Sup Iga Sapi (atas), Rujak Manis (bawah) |
Menu andalan Cafe Gumitir, Kopi! |
Kopi lanang, berasal dari biji kopi tunggal. Mantap rasanya! |