PEDAS GURIHNYA RUJAK SOTO BANYUWANGI

Rujak Soto khas Banyuwangi.
Diantara deretan kuliner khas dan populer di Banyuwangi, salah satunya adalah Rujak Soto. Sesuai dengan namanya, Rujak Soto adalah perpaduan antara rujak dan soto.

Satu mangkuk rujak soto berisi lontong, mentimun, sayur-sayuran matang, potongan tahu-tempe, dan irisan daging. Yang istimewa tiap mangkok akan diberi bumbu rujak yang terdiri dari gilingan kacang tanah, gula merah, pisang batu muda, petis, garam, dan cabai rawit.

Semua bahan ini lalu disiram kuah soto bening. Perpaduan bumbu rujak dan kuah soto inilah yang membuat sajian tersebut dinamai rujak soto. Bisa membayangkan perpaduan rasanya?
Makanan ini biasanya dihidangkan dengan tambahan kerupuk melinjo atau kerupuk udang sebagai pelengkap. Oh ya, rasanya? Benar-benar gurih!

Rujak di Banyuwangi menyerupai lotek di sejumlah kota di Jawa Tengah, yakni campuran sayur-mayur dengan bumbu kacang. Perbedaannya, bumbu kacang untuk lotek biasanya kuat rasa bawangnya, juga dibubuhi sedikit terasi dan jeruk purut untuk penyedap rasa. Sedangkan rujak Banyuwangi cukup dibalur dengan petis. Paduan bumbu kacang tanah dan petis ini cocok betul untuk sayur-mayur.

Lalu sejak kapan rujak sota masuk Kabupaten Banyuwangi? Menurut budayawan Banyuwangi, Hasnan Singodimayan, pada tahun 1970-an ada lagu yang berjudul Rujak Singgol yang menjelaskan beberapa nama rujak yang ada di wilayah Banyuwangi.

"Di lagu yang berjudul Rujak Singgol disebutkan beberapa nama rujak, namun nama rujak soto masih belum disebutkan dalam lagu itu. Ada rujak uni, rujak locok, rujak lethok, rujak kecut, rujak cemplung. Namanya semuanya mengarah kepada bahan nama yang digunakan rujak atau mengolah rujak. Seperti rujak wuni yang dibuat dari buah wuni yang rasanya asam," jelasnya.

Menurut Hasnan, rujak soto baru muncul setelah tahun 1970-an dan merupakan hasil dari keisengan penikmat rujak di Banyuwangi.

"Muncul juga rujak bakso dan pecel rawon. Tapi yang identik dengan Banyuwangi adalah rujak soto karena rasa dan perpaduannya memang unik. Seperti akhir dari lagu 'Rujak Singgul', Durung weruh rasane mageh arane, nganeh anehi yang artinya, belum tahu rasanya, masih namanya saja sudah aneh. Seperti itulah rujak soto," jelas Hasnan sambil menyanyikan lagu 'Rujak Singgul'.

Membikin rujak soto sama saja dengan membikin dua menu masakan dalam satu sajian. Seperti konsep two in one, dua dalam satu rasa. Ibarat musik jazz, rujak soto adalah fusion, paduan dua rasa yang menyatu dalam satu mangkuk. Memang terkesan ribet, namun tantangan rasanya boleh dicoba.

Jangan bilang pernah mengunjungi Banyuwangi kalau belum menikmati rujak soto. Anda akan menikmati eksperimen kuliner campuran yang rasanya unik dengan sensasi yang istimewa.

Ragam sajian Rujak Soto Banyuwangi.

FESTIVAL RUJAK SOTO

Rujak Soto khas Banyuwangi
Dalam rangka memasyarakatkan kuliner Rujak Soto sebagai salah satu menu khas Banyuwangi, Pemkab Banyuwangi menggelar Festival Rujak Soto pada 20 September 2014. Acara yang berlangsung di Taman Blambangan Banyuwangi ini diikuti oleh 192 peserta yang berasal dari para penjual Rujak Soto, koki hotel dan restoran serta masyarakat umum.

Para peserta ditantang untuk mengolah dan menyajikan Rujak Soto secara massal dalam balutan celemek dapur yang menawan. Bumbu-bumbu rujak soto juga dijejer, seperti kacang, petis, udang, garam, gula merah, hingga pisang klutuk. Begitu juga dengan bahan pelengkapnya, semisal sayur kankung, tauge, kerupuk udang, emping melinjo, tahu, tempe, serta kuah soto dan isinya.

Dalam festival ini, yang menjadi poin utama dalam penilaian adalah cara mengulek/mengolah bumbu. Proses pembuatan sampai dengan penyajian dibutuhkan waktu sekitar 15 menit. Dalam batas waktu itu, rujak soto sudah harus siap dihidangkan.

Sebagai pelengkap festival ini, beberapa suguhan kuliner khas lokal juga diperkenalkan sebagai pendamping, seperti sego gepuk remuk, sayur lompong Osing, soto dan bakso Osing, tahu petis gandrung, pecel rawon, sego tempong, dan rujak bakso dan kare kepala ikan Blambangan.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas bersama Puteri Indonesia 2014, Elvira Devinamira, turut meracik rujak dalam Festival Rujak Soto di Banyuwangi,
Festival rujak soto Banyuwangi 2014.
Salah satu peserta dengan busana wayang.

Festival rujak soto Banyuwangi 2014.
Peserta dengan penampilan penari Seblang.

Salah satu peserta cilik

Suasana festival Rujak Soto Banyuwangi.

PANTAI PANCUR, TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

Keindahan pantai Pancur di Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi
Pantai Pancur - Satu lagi pantai cantik di Banyuwangi, Pancur. Letaknya masih termasuk dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Lokasinya sekitar 5km dari Pos Rawabendo, pintu masuk taman nasional tersebut, atau 2km dari pantai Trianggulasi. Setelah sampai di Resort Pancur, pengunjung bisa memarkirkan kendaraannya dan selanjutnya berjalan kaki menuruni tangga untuk tiba di pantainya.

Di kawasan resort Pancur terdapat bangunan kantor resort dan pos penjagaan, di sini terdapat fasilitas untuk pengunjung seperti mushola, kamar mandi dan kantin.
Pos Resort Pancur
Setibanya di Pantai Pancur, ada pemandangan cantik di depan mata. Hamparan pasir putih membentang luas dan lumut-lumut hijau tumbuh di bebatuan yang ada di bibir pantainya. Pemandangan putih dan hijau di pantainya cantik sekali!  
Pantai Pancur mempunyai bentangan pasir putih yang panjang. Pantainya pun landai dan aman untuk dikunjungi anak-anak hingga orang dewasa.   

Ada banyak lumut yang tumbuh di bebatuan yang ada di bibir pantai Pancur. Warganya yang hijau menambah kecantikan pemandangan pantai Pancur.


Sisi lain Pantai Pancur

Pantai Pancur, Taman Nasional Alas Purwo.
Karang hitam di Pantai Pancur

Di dekat pantai Pancur kita akan menemukan aliran sungai kecil dan berair tawar yang bermuara seperti air terjun kecil  atau pancuran yang membentuk aliran air di pasir dan langsung bertemu dengan air laut, sebuah keunikan yang menjadi nilai plus pantai ini. Karena itu pantai ini disebut Pantai Pancur.
Pantai Pancur, di Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi.



Sungai air tawar menuju ke Pantai Pancur.

Ikan Bluntak di Pantai Pancur, Banyuwangi.
Jika beruntung  Anda akan bertemu dengan nelayan setempat yang sedang menangkap ikan. Diantara ikan hasil tangkapannya, Anda mungkin akan melihat sebuah ikan unik yang baru pertama kali Anda lihat. Ikannya berduri seperti landak, masyarakat setempat menyebutnya Ikan Bluntak. Kalau tidak pandai mengolahnya, ikan tersebut justru akan meracuni yang memakannya.











Kegiatan yang bisa dilakukan di sini adalah berenang atau befoto-foto. Bagi pengunjung yang berniat menginap, di pantai Pancur ada tempat untuk berkemah. Pengunjung bisa menginap sambil menikmati suara deburan ombak dan suara binatang liar dari hutan sekitarnya. Biasanya di akhir pekan pantai ini selalu penuh oleh wisatawan lokal Banyuwangi dan sekitarnya. 
Pantai Pancur, Alas Purwo, Banyuwangi.
Jalan menuju Pantai Pancur.

Tips berwisata ke Pantai Pancur
- Pengunjung sebaiknya membawa topi, kacamata hitam atau sunblock karena di sepanjang pesisir pantai Pancur sangat minum pohon untuk berteduh.
- Hati-hati membawa konsumsi saat berada di resort Pancur karena banyak terdapat kera yang suka mengambil makanan yang dibawa pengunjung. 


MENIKMATI KEINDAHAN AIR TERJUN TIRTO KEMANTEN DI LERENG GUNUNG RAUNG

Wisata Air Terjun Tirto Kemanten, Kalibaru, Banyuwangi, Jawa Timur.
Wisata Banyuwangi - Kota Gandrung, Banyuwangi dulunya selalu menjadi transit para wisatawan yang ingin melaju ke Pulau Bali ataupun ke Gunung Bromo. Sejatinya, eksotika alam kabupaten terluas di Jawa Timur ini tak kalah dengan daerah lainnya.Bagi penikmat keindahan taman nasional, agrowisata, ataupun air terjun, Banyuwangi menawarkan sejuta keindahan seluas 5.7820,5 kilometer persegi.

Keindahan alamnya mulai tersibak saat melewati jalanan di Gunung Gumitir yang berkelok- kelok hingga sekira 7 kilometer. Jalan yang menghubungkan Kabupaten Jember-Banyuwangi ini adalah jalanan favorit pengendara sepeda motor. Lantaran kemiringan jalannya cukup mengangkat adrenalin. Namun, suasananya sangat sejuk karena dibentengi jutaan pepohonan hijau.

Di sekira area 3 km terdapat CafeGumitir yang menawarkan arena permainan flying fox hingga berkuda. Untuk masuk area ini tak perlu membayar, namun ada aturan untuk tidak membawa makanan dari luar. Cukup nongkrong dan makan di kafenya yang menyediakan makanan serta minuman tradisional, seperti beras kencur, kunir, wedang ronde, hingga pisang goreng.

Setelah menuntaskan kelokan Gumitir, tibalah di Kalibaru. Selain sarat dengan perkebunan kopi dan kakao, ternyata ada air terjun yang cukup tersohor, yaitu Air Terjun Wonorejo, karena terletak di dusun Wonorejo, desa Kalibaru Wetan. Air terjun Wonorejo juga dikenal dengan sebutan Air Terjun Tirto Kemanten. Untuk mencapai Air Terjun Wonorejo, memang lebih mudah dengan sepeda motor atau membawa mobil pribadi. 

Akses menuju air terjun ini relatif mudah dengan kondisi jalan beraspal bagus hingga Kalibaru, selanjutnya dari Kalibaru merupakan jalan perkebunan yang lumayan terjal penuh dengan batu prejeng. Bagi pendatang baru, jalannya memang agak membingungkan karena selain tidak ada petunjuk arah, juga jalannya rusak berbatu. Namun jika anda mau bertanya kepada penduduk sekitar, anda akan ditunjukkan arahnya.

Untuk menuju air terjun ini dari stasiun Kalibaru sekitar 20 meter sebelah kiri jalan terdapat sebuah belokan, masuk ke belokan tersebut dan selanjutnya tinggal mengikuti petunjuk menuju lokasi terjun. 
Petunjuk menuju lokasi air terjun Tirta Kemanten
Setelah menyeberangi rel kereta api yang menjadi akses utama menuju kebun PTP Nusantara XII Kebun Jatirono, Wonorejo, Kalibaru Wetan, harus melewati area kebun kopi dan kakao serta rumah-rumah penduduk sekira 5 kilometer.
Areal perkebunan PTP Nusantara, Wonorejo, Kalibaru.
Tanaman coklat
Jalan menuju air terjun Tirto Kemanten
Dari tempat parkir , air terjun Tirto Kemanten sudah terlihat di kejauhan.
Dari tempat parkir untuk mencapai air terjun cukup menyusuri anak tangga.
Rasa lelah tertawarkan karena hanya dengan berjalan 1 kilometer, terdengar suara air menderas. Di ketinggian 10 meter, Air Terjun Kembar atau Tirto Kemanten sudah terlihat. Sebutan tadi disematkan karena ada dua aliran air berjejer yang sepintas bentuknya mirip sepasang pengantin yang bersandingan.
Untuk menikmati keindahan air terjun Tirto Kemanten dan suasana sekitarnya, bisa dilakukan sambil duduk santai di tepian air terjun.
Menurut penduduk setempat, air terjun ini  merupakan tingkat terakhir dari 7 air terjun yang berada di lereng gunung Raung. Air terjun ini tercipta dari satu aliran sungai yang sama, hanya saja terpisah oleh batu besar yang menjadikannya dua aliran.

Suara gemuruh air terjun kembar ini sangat mendominasi suasana, walau sesekali akan terdengar suara-suara dari beberapa satwa yang tinggal dikawasan ini seperti kera dan burung-burung.

Dan liburan anda akan terasa kurang lengkap bila tidak turun ke sungainya, membasahi kaki dan muka atau mandi, menyeburkan badan untuk merasai segarnya air di lereng gunung Raung.

Namun bagi anda yang hanya ingin bersantai sambil mengagumi air terjun kembar yang memiliki ketinggian sekitar 10 m tersebut, bisa duduk dan berteduh di bawah bangunan joglo tanpa dinding yang berada di pinggir tanggul, letaknya persis berhadapan dengan air terjun


RUTE MENUJU AIR TERJUN TIRTO KEMANTEN
Sekitar 60 Km dari kota kabupaten Banyuwangi menuju arah selatan. Belum ada trayek umum menuju lokasi ini. Biasanya para pengunjung dari luar kota menggunakan jalur kereta api dan turun di stasiun Kalibaru. Dari sini perjalanan  dilanjutkan sekitar 5 km lagi dengan ojek sepeda motor atau sewa mobil.

Sesampainya di lokasi anda akan menjumpai pos jaga yang dikelola oleh penduduk setempat. Di sini anda diwajibkan melapor, membeli tiket masuk yang sekaligus ongkos parkir. Selanjutnya anda akan menyusuri tangga beton yang menurun, menuju air terjun.

Bagi para pengunjung yang berniat  singgah, bisa menginap di Margo Utomo Resort Kalibaru atau hotel lain yang banyak terdapat di kawasan Kalibaru dan Glenmore. Sebaiknya membawa minuman dan makanan karena di lokasi ini sangat minim penjual makanan dan minuman. Hanya ada beberapa kedai kopi dan gorengan namun biasanya mereka hanya buka pada hari libur saja.


updated 30/06/14

NASI TEMPONG ALIAS SEGO TEMPONG KHAS BANYUWANGI

Nasi Tempong, kuliner khas Banyuwangi.
Salah satu kuliner popular Banyuwangi adalah Nasi Tempong atau warga lokal menyebutnya Sego Tempong

Mencari sego tempong tidak sulit, karena hampir semua wilayah di Banyuwangi terdapat warung yang menyediakan menu ini. Memang umumnya nasi tempong dijual di warung-warung dan depot kecil, tidak aneh karena  makanan ini memang sangat merakyat. Sebagian penjual nasi tempong mulai buka sore hari sampai menjelang tengah malam. Namun ada juga yang buka mulai pagi hari sampai malam.

Konon di zaman dahulu nasi tempong adalah makanan yang biasa disantap para petani di sawah. Nasi dengan lauk sederhana itu sebagai pengisi perut para petani yang sudah bekerja keras di sawah atau ladang. Namun, entah bagaimana awal mulanya, makanan yang dulu biasa dikosnumsi petani di tengah sawah, kini justru “naik kasta”. Lantaran, nasi tempong dikonsumsi masyarakat umum dari berbagai kalangan, dan dijual di warung-warung yang bertebaran di berbagai sudut kota. 

APA ITU NASI TEMPONG


Menu nasi tempong terdiri dari sepiring nasi panas, sayuran rebus plus gorengan tahu, tempe, ikan asin dan dadar jagung, yang dilengkapi sambal mentah yang super pedas.  Ada banyak jenis sayur yang digunakan: genjer, kubis, kacang panjang, terung, bayam, kangkung, sawi, selada, daun singkong, daun pepaya, ditambah daun kemangi segar dan irisan timun.  Sedangkan pilihan lauknya bisa berupa: ayam, empal,ikan laut, telur, aneka sea food, jeroan, pepes, botok tawon, lele, jeroan dll.

Keistimewaan nasi tempong justru terletak pada sajian sambalnya yang khas, karena diracik secara khusus. Yaitu menggunakan bahan yang serba mentah : Cabai rawit, tomat ranti (Solanum lycopersicum) yaitu jenis tomat yang permukaannya bergelombang, gula pasir, terasi, garam dan tidak lupa air jeruk limau ( orang-orang disini menyebutnya jeruk sambel) yang  menggugah selera. 
Tomat ranti bahan sambel nasi tempong banyuwangi
Ranti
Orang Banyuwangi menyebut ranti ini sebagai bagian dari tomat sayur, sedangkan tomat pada umumnya yang kulitnya halus sebagai tomat buah. Bedanya dengan tomat pada umumnya, ranti ini tidak “lengur” (bhs. Jawa) kalau dibikin sambal tanpa dimasak. Bijinya ranti ini juga lebih banyak, dibanding tomat jenis lain. Namun apabila akan digunakan sambal, biasanya bijinya dibersihkan, hanya kulit dan dagingnya yang dipakai.
Tomat Ranti bikin sambal Nasi Tempong makin nendang.

Saking pedasnya, orang yang habis menyatap nasi sambal ini seperti di-Tempong (ditampar atau ditempeleng). Tentu saja ini arti kiasan yang menggambarkan sensasi rasa pedas yang ditimbulkan dari sambalnya, seperti serasa di tempeleng atau ditampar wajahnya, panas. Dari sinilah muncul istilah “Nasi Tempong” yang membuat penyuka makanan pedas menjadi ketagihan.
Sego Tempong Mbok Wah
Dimana mendapatkan nasi tempong ?

Warung penjual nasi tempong yang terkenal  di antaranya :


- Warung Nasi Tempong Sukowidi milik mbak Sumiyati yang akrab dipanggil mbak Sum, lokasinya tidak jauh dari lampu merah Sukowidi. Ciri khasnya terletak pada nasinya yang di masak dengan kukusan, dan sambelnya menggunakan terasi berbahan dasar teri nasi.
- Warung Mbak Sum yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani ( selatan Bank BRI ) Banyuwangi, konon kabarnya  dari sinilah ide kuliner sego tempong bermula.
- Warung Buk Nah di daerah Kertosari setiap hari pengunjungnya juga padat serta ada yang berasal dari luar kota bisa terlihat dari plat mobil yang parkir bernomer luar kota.
- Nasi tempong Mbak Nah di jalan Kolonel Sugiono 16 Banyuwangi, yang buka mulai pk 14.00 sampai tengah malam.
- Warung nasi tempong milik Holisa yang ada di Jl. Thamrin yang menempati sebagian teras rumah  sebagai tempat berjualan.
- Nasi tempong Mak Wah, dekat stasiun Karangasem.
- Di daerah Bakungan, Glagah, ada warung Mbok Wah.
- Di Genteng ada nasi tempong bu Sulik yang terletak di dekat  pertigaan lampu merah Genteng Wetan yang buka pagi sampai sore.
- Nasi tempong Bu Ham Padang di Singojuruh.
- Di Benculuk ada nasi tempong Mbak Har yang mulai berjualan mulai sore hari di jalan raya Benculuk. 
- Di jalan Gatot Subroto Ketapang ada warung nasi tempong mbok Titin.

Itulah sebagian kecil dari warung yang menyediakan menu Nasi Tempong alias Sego Tempong. Pada dasarnya di setiap wilayah Kabupaten Banyuwangi dengan mudah kita bisa menjumpai warung atau rumah makan yang menyediakan menu Nasi Tempong.

WISATA MANGROVE BLOK BEDUL

Wisata Pantai Bedul atau juga disebut dengan wisata MangroveBlok Bedul, letaknya berada di Dusun Bloksolo, Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi.

Wilayah ini menjadi bagian dari kawasan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) atau bagian belakang taman nasional tersebut. Wisata Mangrove Bedul memang terletak di tengah-tengah antara pantai Grajagan dan Alas Purwo serta Plengkung (G-Land).


Asal usul nama Bedul konon berawal dari banyaknya ikan Bedul yang ada di daerah sekitar Segoro Anakan Bedul. Ikan Bedul merupakan salah satu jenis ikan Gabus yang memiliki sirip dipungungnya.


Sebutan Wisata Mangrove tidaklah berlebihan untk menyebut tempat wisata di pantai Bedul ini. Sebab wisatawan yang berkunjung ke tempat itu akan menjumpai ribuan pohon Mangrove atau bakau. Sejauh mata memandang, hutan mangrove itu menaungi perairan Blok Bedul. Blok Bedul merupakan daerah hilir dari DAS Stail. Aliran sungai itu membentuk rawa air payau. 
Itulah kawasan Segara Anak atau warga sekitar menyebutnya dengan Segara Anakan. Segara anak merupakan muara sungai yang memiliki panjang 18,8 km dengan lebar rata-rata 400 meter yang menghubungkan dengan laut selatan. Di sisi kiri dan kanan segara anak ini dipadati dengan aneka jenis mangrove. Hutan mangrove di Blok Bedul tumbuh di lahan seluas 2.300 hektare, membentang sepanjang 16 kilometer di pinggir segara anak kawasan Taman Nasional Alas Purwo yang berfungsi menahan abrasi air laut. Ada 27 jenis mangrove yang hidup di sini dan merupakan terlengkap di Indonesia. Tak pelak Segara Anakan merupakan kawasan mangrove terbesar di Pulau Jawa.

Menyusuri Segara anakan anda bakal menikmati perairan yang besar dan hutan mangrove yang hijau dan lebat di sisinya, yang terpisah jarak puluhan meter. Awannya pun terlihat putih dan langitnya biru bersih.
Hutan mangrove ini juga menjadi habitat aneka satwa seperti monyet, biawak, burung bangau, elang laut dan blibis. Bahkan pada bulan-bulan tertentu terdapat sekitar 16 jenis burung migran dari Australia, di antaranya cekakak suci (Halcyon chloris/Todirhampus sanctus), burung kirik-kirik laut (Merops philippinus), trinil pantai (Actitis hypoleucos), dan trinil semak (Tringa glareola).

Sejak awal tahun 2009,  wisata pantai ini semakin dikembangkan. Berada di wilayah selatan kota Banyuwangi, akses menuju kawasan ini kini sangat mudah. Jalan menuju tempat wisata ini merupakan jalan hotmix. Meski harus menembus hutan milik Perhutani, kendaraan roda empat dengan mudah melewatinya hingga di tempat parkir wisata Mangrove Bedul.

Kawanan burung bangau sedang mencari ikan yang terjerat di jaring nelayan.
Wisatawan tidak akan merasa rugi datang ke Mangrove Bedul. Wisata edukasi, rekreasi dan juga petualangan menanti. Tempat itu sangat cocok bagi dunia pendidikan. Mangrove, seluk-beluknya dan juga anek ragam hayati baik flora dan fauna bisa dipelajari di Bedul.

Selain flora, aneka ragam fauna juga bisa ditemukan di tempat itu. Kala Segara Anak sedang surut dan sedang musim kerang, wisatawan akan disuguhi atraksi para pencari kerang atau nelayan yang sedang menjaring ikan. Wisatawan bisa melihat langsung dan juga membeli kerang segar dari nelayan.























Segara Anak juga menjadi spot favorit bagi para pemancing. Selain airnya yang tenang, perairan Bedul melimpah akan ikan, seperti ikan kerapu dan ikan putihan.


Tidak lupa tentunya, ikan Bedul yang kini menjadi nama wisata tersebut. Ikan Bedul, mirip ikan gabus yang mempunyai sirip merupakan ikan air payau. Ikan itu sangat gurih jika digoreng dan dicocol dengan sambal.

Selain ikan Bedul, ada satu jenis ikan lain yang unik, yaitu ikan Glodok. Ikan ini sangat unik karena bisa berjalan di darat. Ikan glodok adalah ikan amfibi. Ketika dia naik ke darat, ikan ini menggunakan kedua siripnya sebagai kaki depan. Ikan ini pun bisa berjalan di darat, biasanya di tanah berlumpur. Itu sebabnya ilmuwan barat menyebutnya mudskipper, si peloncat di lumpur. Anda bisa menjumpai ikan ini ketika berjalan menuju dermaga tempat naik perahu di Blok Bedul.
Ikan Glodok yang bisa berjalan di darat.
Selain ikan Glodok, ada juga spesies kepiting Uca (uca forcipata) yang capitnya besar sebelah.
Hewan lain yang bisa ditemukan adalah kera, biawak, burung elang, burung dara laut, belibis, bangau tongtong (Leptoptilos javanicus), ikan terbang, kodok rawa (mudskeper), king fisher, kecuk, kirik-kirik hingga burung migran dari benua Australia.

Untuk burung migran dari Australia hanya bisa ditemukan dalam bulan-bulan tertentu. 
Jika beruntung, pengunjung bisa menjumpai bangau setinggi 1 meter.

Perahu Gondang-Gandung
Untuk menyusuri wilayah Segara Anak kita bisa naik perahu yang biasa disebut masyarakat sekitar sebagai Gondang-Gandung. Yaitu berupa dua perahu yang digabungkan dengan lantai dan kursi dari kayu dan atap dari terpal. Dari pintu masuk Bedul kita hanya perlu berjalan kaki 5 menit menuju dermaga sepanjang 225 meter yang di kanan-kirinya dipenuhi tumbuhan mangrove. Di ujung dermaga telah menanti perahu Gondang-Gandung yang digerakkan mesin diesel. Tarif untuk naik perahu Gondang Gandung cukup terjangkau. Untuk menyusuri Segara Anakan tarifnya Rp 200 ribu yang bisa mengangkut 10-15 orang.
Dermaga menuju perahu Gondang-Gandung
Perahu Gondang-Gandung siap mengantar wisatawan menyusuri Segara Anak.

Di mata turis mancanegara, pemandangan Segara Anak sering disamakan dengan Sungai Amazon di Brasil. Turis yang datang ke Blok Bedul biasanya tidak akan melewatkan untuk menyusuri Segara Anak. Diterima pemandu dari Taman Nasional Alas Purwo, mereka akan diajak menyisir sungai Segara Anak yang luas dengan airnya berwarna kecoklatan, dengan pepohonan bakau menghiasi tepiannya. Saat itulah Segara Anak terlihat bagaikan Sungai Amazon.
Asyiknya menyusuri rawa Bedul dengan perahu Gondang-Gandung.
Tidak hanya berkeliling Segara Anak, pengunjung juga bisa mengunjungi kawasan wisata lain, yakni kawasan Kere (tempat peristirahatan pencari ikan), Pantai Ngagelan dan Pantai Cungur.

Jika Anda ingin menelusuri hutan tropis di seberang untuk melihat pantai Bedul tarifnya hanya Rp 3.500,- untuk dewasa, dan Rp 2.000 untuk anak-anak.

Untuk mencapai seberang Segara Anak menuju pantai Bedul hanya diperlukan waktu 5 menit. Sepanjang perjalanan kita akan melihat bukit Grajagan yang menjulang di sisi kanan dan hamparan hutan yang begitu luas di Alas Purwo di sisi kiri.

Daratan Bedul ini sebenarnya adalah wilayah darat yang terpotong oleh sungai Segara Anak, sehingga tampak seperti terpisah dari daratan utama Kecamatan Tegaldlimo.          

Setiba di daratan, pengunjung akan menjumpai pos penjagaan hutan dan papan nama Departemen Kehutanan bertuliskan Balai Taman Nasional Alas Purwo Sub Seksi Wilayah Konservasi rowo Bendo Pos Bedul. Terdapat jalan setapak menuju pantai Bedul di belakang pos tersebut.

Jalan menuju pantai Bedul
Sepanjang perjalanan pengunjung akan menjumpai sekawanan monyet ekor panjang dan jika beruntung bisa melihat burung merak betina.Pengunjung bisa bebas berinteraksi dengan monyet-monyet yang memang dibiarkan bebas di alamnya ini.

Kawanan monyet di hutan tropis Bedul.
Setelah berjalan kaki sepanjang sekitar 1 kilometer, maka sampailah kita di pantai Bedul. Hamparan pantai pasir hitam terlihat menghampar sejauh mata memandang dari barat hingga timur yang menjorok langsung ke laut selatan Jawa yang terkenal dengan ombak besarnya. Ada larangan mandi atau berenang bagi pengunjung mengingat ada bahaya terserat arus laut.




Sungai Kere


Di Segaro Anak ini, para wisatawan juga dapat mampir ke Sungai Kere. Sungai ini lebih sempit dari perairan yang besar sebelumnya. Semakin masuk ke dalam, alur sungai makin mengecil dan terlihat dangkal. Jarak antara Anda dan pepohonan mangrove pun amat dekat. Di sinilah turis asing menyebutnya sebagai Amazon!

Saat di Sungai Kere, aneka jenis suara serangga dapat terdengar jelas. Airnya pun berwarna cokelat, namun tanpa sampah sama sekali. Suasananya benar-benar tenang dan damai


Di Sungai Kere terdapat gubuk-gubuk di pinggir hutan bakau yang biasa dijadikan nelayan sebagai tempat singgah saat istirahat. Mereka hanya singgah, tidak menetap di sana. Beberapa kapal nelayan pun tertambat di tepian airnya. 






Gubuk yang digunakan  sebagai tempat istirahat oleh para nelayan.

Cungur

 Di sebelah barat Taman Nasional Alas Purwo, terdapat sebuah pantai bernama Cungur. Wilayah Cungur merupakan daratan hutan pantai yang hanya dibatasi oleh pengaruh pasang surut air laut yang masuk dari Samudera Hindia ke dalam muara sungai Segara Anak. Lokasi ini menjadi habitat bagi burung-burung air untuk berkembang biak dan mencari makan. Setiap tahun berbagai jenis burung migran melintas dan datang ke tempat ini dalam jumlah besar. Setidaknya tercatat ada 39 jenis burung yang terdapat di wilayah ini. Para pengunjung yang memiliki kecintaan terhadap burung, peneliti, dan fotografer sering memanfaatkan aktivitas mereka untuk dijadikan objek wisata.


Mandi Terapi Di Bedul
Selain untuk rekreasi, kawasan Bedul juga menjadi jujugan warga yang ingin menyembuhkan penyakit. Penyembuhan itu dengan cara mandi di pancuran air dekat tempat parkir wisata Mangrove Bedul.

Tempat mandi terapi di Bedul.

Mandirinya di sini.
Pancuran air itu sebenarnya tidak muncul begitu saja. Awalnya, pengelola kawasan wisata membuat sumur bor dengan harapan bisa mengalirkan air bersih yang bisa disalurkan ke kamar mandi umum yang telah disediakan.Tetapi ketika dibor dengan kedalaman 32 meter sudah muncul air, padahal di daerah tersebut biasanya air bisa mengucur kalau dibor dengan kedalaman lebih dari 50 meter Kejadian itu menjadi kabar dari mulut ke mulut. Kabar itu rupanya menarik sejumlah orang, terutama mereka yang mempunyai penyakit seperti pegal-pegal, bahkan hingga sakit stroke.

Uniknya, warga yang berniat berobat memilih mandi dini hari. Bahkan jika malam Jumat, ratusan orang berbondong-bondong ke tempat itu, mulai tengah malam hingga pagi hari.

Tips Berwisata di Rawa Bedul:

1. Jangan membuang sampah di Rawa.

2. Sebaiknya membawa lotion anti nyamuk, sebab di hutan sektor Marengan, banyak nyamuk

3. Jika hendak bermalam, tidak ada salahnya membawa perlengkapan mancing. Sebab sensasi memancing di Rawa Bedul cukup menyenangkan.

4. Bawalah senter karena tidak ada penerangan. Cahaya yang tersedia hanya pantulan sinar rembulan.
5. Jika akan menyeberang ke pantai Bedul, sebaiknya menyimpan bekal makanan yang dibawa ke dalam tas dan jangan terlihat menyolok karena akan menarik perhatian kera-kera yang terdapat di hutan.


Cara Mudah untuk mencapai Wisata Mangrove Blok Bedul:

Untuk menuju ke Bedul, pengunjung bisa menggunakan sepeda motor atau mobil dengan menempuh jarak sekitar 50 km ke arah Banyuwangi selatan. Dengan jalanan yang bagus dan banyaknya papan penunjuk jalan menuju wisata alam ini, pengunjung tidak akan kesulitan berarti.

DENGAN KENDARAAN PRIBADI

    Dari Banyuwangi - Rogojampi - Srono - Muncar-Tegaldlimo-Sumberasri-Bedul
    Dari Banyuwangi-Rogojampi-Srono-Benculuk-Purwoharjo-Sumberasri-Bedul
    Dari Jember-Jajag-Benculuk-Purwoharjo-Sumberasri-Bedul


DENGAN KENDARAAN UMUM:

    Dari banyuwangi naik bus ke Srono dilanjutkan Muncar,dari muncar ganti angkudes menuju tegaldlimo, dari tegaldlimo naik ojek ke desa sumberasri dilanjutkan ke Bedul
    Dari Banyuwangi naik bus turun benculuk kemudian naik angkudes turun pasar curahjati dilanjutkan naik ojek menuju bedul.
    Dari jember naik bus turun benculuk kemudian naik angkudes turun pasar curahjati Kemudian dilanjutkan naik ojek menuju bedul