JANGAN UYAH ASEM, KOMBINASI PEDAS, ASEM DAN GURIH

Sayur Uyah Asem, kuliner khas Banyuwangi.
Jangan Uyah Asem - Ada beragam kuliner khas Banyuwangi, salah satunya adalah Jangan Uyah Asem atau masyarakat suku Osing Banyuwangi biasa menyebutnya Uyah Asem."Jangan" dalam bahasa Indonesia artinya adalah sayur. Bentuknya seperti sop, namun kuahnya pedas dan asam.

Memang untuk menikmati kuliner ini tidak semudah mencari kuliner Banyuwangi lain seperti Sego Tempong atau Rujak Soto, karena secara tradisional hanya disajikan pada acara tertentu saja.

Uyah asem biasanya dibuat dengan bahan dasar ayam kampung dan pepaya muda (kates enom).  Ayam kampung dipilih sebagai bahan utamanya karena mempunyai tekstur yang lebih padat daripada ayam potong atau ayam horen, selain itu rasanya juga lebih gurih.  Bumbu yang diperlukan untuk membuat masakan ini cukup sederhana, yakni terdiri dari cabe merah, cabe rawit, tomat, gula dan garam yang dicampur dan dihaluskan.  Jika ingin lebih memberikan rasa yang lebih asam lagi bisa ditambahkan dengan irisan-irisan belimbing wuluh sehingga rasanya asam namun tetap segar untuk proses masaknya. Cara memasaknya, ayam direbus hingga empuk, kemudian masukkan irisan pepaya mentah dan bumbu yang sudah dihaluskan. Masak sampai pepaya empuk dan bumbu sudah meresap,maka Uyah Asem pun siap dihidangkan.

Kuliner yang satu ini sangat cocok jika dinikmati saat suasana panas dengan ditemani nasi, sambal dan kerupuk. Rasanya kuah  yang pedas, asam dan gurih membuat kita akan kepanasan dengan pedasnya  namun sangat terasa di lidah.        
Jangan Uyah Asem Bu Erni, Glagah, Banyuwangi.
Tapi jika Anda tidak sempat membuat sendiri, masih bisa menikmati makanan rumahan masyarakat Banyuwangi ini di Pondok Makan Bu Erni di Jalan Raya Glagah Dusun Jambean Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.Kedai sederhana ini menyediakan menu "Jangan Uyah Asem" yang isinya potongan besar ayam kampung yang rasanya gurih dan nikmat. Bu Erni (55) pemilik kedai mengatakan ia sengaja memilih menggunakan ayam kampung karena dagingnya lebih gurih dibandingkan ayam potong.

"Rasanya lebih keset. Kalau ayam potong kan lemaknya itu banyak yang nggak suka karena daging ayamnya kan nggak usah digoreng langsung dimasukkan ke kuah setelah dicuci bersih dan dipotong potong," jelasnya.

Rasa asam yang dihasilkan dari kuah bening tersebut berasal dari potongan belimbing sayur. Istimewanya juga di tambahkan dengan daun wadung yang mempunya rasa asam, "Daun ditambahkan agar rasanya tambah segar. Belimbingnya saya ambil di halaman warung. Jadi masih segar," tambahnya.

Jika anda memesan satu porsi, anda lengkap mendapatkan semangkuk Jangan Uyah Asem, sambal mentah yang rasanya pedas dan juga beberapa potong tempe. "Tempenya berbeda dengan yang lainnya karena dibuat dengan bungkus daun pisang. Tempenya buatan tetangga sini," katanya.

Untuk nasi jangan khawatir, karena anda bebas mengambilnya sendiri bahkan bisa tambah tanpa perlu membayar lebih. Bu Erni mengaku memilih menu Jangan Uyah Asem karena menu rumahan tersebut jarang dijual di warung. "Kalau ada keluarga yang datang dari luar kota selalu minta dimasaki menu ini," katanya.

Ia mengaku pelanggannya cukup banyak terutama mereka yang tinggal di luar kota. Namun tidak sedikit wisatawan yang menuju ke Gunung Ijen mampir ke warungnya. "Kebetulan di sini kan jalur menuju Gunung Ijen jadi banyak yang mampir ke sini," katanya.

PANTAI SUKAMADE, RUMAH PENYU BERTELUR DI TAMAN NASIONAL MERU BETIRI

Pantai SukamadeKalau Taman NasionalMeru Betiri dikenal sebagai surganya flora dan fauna, barangkali julukan yang tepat untuk Pantai Sukamade adalah surganya penyu bertelur di Banyuwangi. Di sini pengunjung dapat menyaksikan secara langsung penyu bertelur, melihat penangkaran penyu dan mengikuti kegiatan pelepasan tukik (anak penyu) ke laut.
Pantai Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Banyuwangi.
Pantai Sukamade
Pantai Sukamade dikenal sebagai satu dari tiga tujuan wisata utama di Banyuwangi, selain Pantai Plengkung dan Gunung Ijen. Ketiga tempat wisata ini menjadi andalan sektor pariwisata Banyuwangi, yang dikenal dengan istilah Triangle Diamonds (segitiga berlian). Karena jika ditarik garis lurus yang menghubungkan lokasi ketiga tempat wisata tersebut, maka akan terbentuk sebuah segitiga.
Triangle diamonds tempat wisata di Banyuwangi.
Triangle diamonds
Pada mulanya pantai ini ditemukan oleh Belanda pada tahun 1927. Sukomade merupakan hutan lindung alam di Jawa Timur yang berhubungan dengan penangkaran penyu.Di sini juga terdapat perkebunan karet, kopi dan coklat yang ditanam di areal seluas 1200 hektar.

Pantai Sukamade yang lokasinya berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri ini, letaknya searah dengan Pantai Rajekwesi dan Pantai Teluk Hijau. Jika Anda sudah sampai di Teluk Hijau dan memiliki waktu yang cukup, sayang jika tidak sekalian melanjutkan perjalanan ke Pantai Sukamade. Jaraknya hanya sekitar 15KM lagi. Walau jaraknya relatif dekat, tapi membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk mencapainya, mengingat medan jalannya berbatu dan harus melewati sungai, sangat menjanjikan petualangan yang menantang adrenalin.


Dari pintu gerbang Taman Nasional Meru Betiri, untuk mencapai Pantai Sukamade bisa ditempuh dengan menggunakan mobil dobel gardan, sepeda motor atau … jalan kaki.

Pantai Sukamade adalah satu dari dua lokasi penyu bertelur di Banyuwangi, selain PantaiNgagelan. Mungkin habitat penyu terbesar di Indonesia terdapat di pantai ini. Selama ribuan tahun, Sukamade adalah tempat bertelur penyu-penyu raksasa dari Samudera Hindia dan Pacific. Hal ini tidak lepas dari letak Sukamade yang terpencil, sehingga penyu-penyu bisa bertelur dengan lebih aman, minim gangguan manusia dan habitatnya pun terjaga.

Pada puncaknya, dalam sehari penyu yang mendarat bisa mencapai 80 ekor, mulai dari petang sampai pagi, namun belakangan jumlahnya terus menurun hingga tinggal belasan ekor saja.Salah satu penyebabnya banyaknya kapal-kapal nelayan yang mencari ikan di sekitar Pantai Sukamade memasang lampu yang sangat banyak di kapalnya membuat lokasi perairan menjadi terang.Akibatnya penyu menjadi takut untuk mendarat karena ia tidak suka cahaya. Karena itu di pantai dilarang menyalakan lampu supaya kondisi pantai tetap gelap gulita untuk membuat kondisi sealami mungkin bagi penyu mendarat.
                                       
Terdapat empat spesies penyu yang bertelur di Pantai Sukamade, yaitu Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Slengkrah (Lepidochelys olivacea), dan Penyu Belimbing (Dermochelys coriaceae). Dari empat spesies penyu tersebut,Penyu Hijau adalah jenis  yang paling banyak dan mudah ditemukan bertelur di Pantai Sukamade. Menurut laporan penelitian WWW (World Wide Fund for Nature), Penyu Hijau yang paling umum bersarang di Sukamade. Karena itu Pantai Sukamade pantas juga disebut sebagai tempat pendaratan penyu hijau terbaik di Indonesia.

PENYU HIJAU
Sesuai namanya, Penyu Hijau (Chelonia mydas) memang berwarna agak hijau pada bagian tubuh, daging, dan lemaknya. Saat dewasa biasanya berukuran rata-rata 100 cm, bahkan ada yang hingga mencapai 250 cm. Saat masih kecil atau anakan, jenis ini merupakan karnivora, tapi saat dewasa dia juga memakan ganggang dan daun-daun vegetasi mangrove/pantai.

Ciri morfologinya antara lain terdapat sepasang sisik prefrontal pada kepala, tempurung berbentuk hati dengan tepi rata dan berwarna hijau coklat dengan bercak coklat tua sampai hitam. Karapas terdiri dari empat pasang costal, lima vertebral dan 12 pasang marginal yang tidak menutupi satu sama lain. Terdapat sepasang kuku pada flipper/dayung depan, kepalanya kecil dan bundar. Keping perisai punggung tukik penyu hijau berwarna hitam, sedangkan bagian ventral berwarna putih.

Penyu Hijau (Chelonia mydas)
Penyu Hijau

Penyu Sisik di Pantai Sukamade, Banyuwangi.
Penyu Sisik
Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) disebut juga Penyu Genteng. Penyu Sisik juga dikenal sebagai Hawksbill turtle karena paruhnya tajam dan menyempit/meruncing dengan rahang yang agak besar mirip paruh burung elang. Demikian pula karena memiliki karapas yang bertumpuk atau tumpang tindih (imbricate) seperti sisik ikan, maka dinamai penyu sisik. Ciri-ciri umum adalah warna karapasnya bervariasi kuning, hitam dan coklat bersih, plastron berwarna kekuning-kuningan. Terdapat dua pasang sisik prefrontal. Penyu Sisik selalu memilih kawasan pantai yang gelap, sunyi dan berpasir untuk bertelur. Paruh penyu sisik agak runcing sehingga memungkinkan mampu menjangkau makanan yang berada di celah-celah karang seperti sponge dan anemon. Mereka juga memakan udang dan cumi-cumi.

Penyu Slengkrah di Pantai Sukamade.
Penyu Slengkrah/Lekang
Penyu Slengkrah (Lepidochelys olivacea) disebut juga Penyu Lekang, Penyu Abu-abu atau Penyu Sisik Semu.Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Olive Ridley turtle.Warna karapasnya abu-abu kehijauan, tukik berwarna abu-abu. Penampilan Penyu Slengkrah serupa dengan penyu Hijau tetapi kepalanya secara komparatif lebih besar dan bentuk karapasnya lebih langsing dan besudut. Tubuhnya berwarna Hijau pudar, mempunyai lima buah atau lebih sisik lateral di sisi sampingnya dan merupakan penyu terkecil diantara semua jenis penyu yang ada. Penyu Slengkrah/ Lekang adalah carnivora, ia memakan kepiting, kerang, udang dan kerang remis.

Penyu Belimbing (Dermochelys coriaceae)
Penyu Belimbing
Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) adalah satu-satunya jenis penyu yang tidak memiliki cangkang/tempurung/karapas  yang keras.Ia hanya mempunyai kulit kenyal dengan lima garis bergerigi (ridge) ke arah ekor, sehingga tubuhnya tampak seperti buah belimbing.Karapasnya berbentuk juring-juring seperti buah belimbing, tidak berpetak-petak seperti pada jenis penyu lain. Tubuhnya berwarna hitam dengan berbintik putih.

Penyu Belimbing tidak memiliki rahang yang cukup kuat untuk memecahkan biota laut yang keras, karena itu umumnya hanya memakan ubur-ubur saja.Penyu Belimbing memiliki kemampuan menyelam luar biasa hingga kedalaman 1000 meter.

Dari keempat jenis penyu tersebut, Penyu Belimbing paling besar ukuran tubuhnya, yaitu bisa mencapai 1,8 meter panjangnya dan berat badan penyu dewasa bisa mencapai 700 kg. 

Penyu betina yang hendak bertelur akan datang ke daratan dimana dulu pertama kalinya dia dilepas.Penyu betina biasanya bertelur ratusan yang diletakkan di dalam pasir di pantai. Penyu betina mulai mendarat di pantai jam 07.30 malam dan kembali ke laut pada jam 12.00 malam hari. Bulan Nopember hingga maret adalah musim penyu bertelur.

Di Pantai Sukamade ini setiap malam dilakukan patroli dan pengamatan penyu untuk menjaga agar telur penyu aman dari pencurian sekaligus mendata penyu-penyu yang mendarat dan bertelur di patai yang curam dan berombak besar ini. Untuk jenis yang masih muda, biasanya dalam satu kali bertelur mengeluarkan sekitar 50 – 80 butir telur, sedangkan yang sudah dewasa bisa lebih dari 100 butir telur dalam satu malam.

Patroli penyu yang dilakukan setiap harinya dibagi menjadi 2 shift  yaitu patroli sore/malam dan patroli pagi. Patroli sore/malam dilakukan pada pukul 20.00 – 24.00 WIB sedangkan patroli pagi dilakukan pada pukul 02.00 – 06.00 WIB. Setiap kali patroli dibagi menjadi 2 tim, yaitu tim barat dan tim timur. Tim barat tugasnya menyapu daerah bagian barat yaitu mulai dari sektor 1 hingga sektor 8 sedangkan tim timur bertugas menyapu daerah bagian timur yaitu dari sektor 9 hingga 34 yang daerahnya menyeberang muara sungai. Panjang pantai sukamade ini kurang lebih 2,3 km dengan penandaan 34 sektor tempat pendaratan penyu yang jarak masing masing sektor adalah 100 meter.

PENANGKARAN PENYU

Dahulu habitat penyu di Pantai Sukamade sempat berancam keberadaannya karena diburu oleh masyarakat.  Hingga tahun 1979 telur penyu di Sukamade masih diburu oleh para pengumpulnya. Namun, sekarang pengumpulan, pemindahan anakan, dan penangkapan penyu dilarang keras, karena Penyu hijau termasuk satwa yang dilindungi.

Di Sukamade terdapat tempat penangkaran penyu semi alami, dilakukan di kantor resort Sukamade, SPTN 1 Sarongan, Taman Nasional Meru Betiri. Penangkaran itu berukuran 5x12 M dengan dinding yang dibiarkan berlubang agar sirkulasi angin didalam rumah tersebut lancar dan lantainya berupa pasir Pantai Sukamade. 

Di dalamnya terdapat tempat penetasan telur penyu secara semi alami / hatchery semi alami yang memiliki 4 buah bak penetasan yang masing masing bak mampu menampung  kurang lebih 50 buah sarang telur penyu yang akan ditetaskan.

Telur penyu yang akan ditetaskan ditanam di hatchery, yang dilakukan pada pagi hari saat suhu udara masih rendah. Kedalaman lubang sarang telur di hatchery disesuaikan dengan kedalaman sarang di tempat alaminya, yaitu berkisar antara 80 – 90 cm. Proses peletakan telur yang dilakukan ke dalam lubang dilakukan secara perlahan – lahan supaya embrio telur tidak rusak.


Setelah telur diletakkan selanjutnya sarang ditutup kembali dengan pasir secara perlahan tanpa ditekan supaya telur tidak pecah dan memudahkan tukik yang menetas untuk keluar dari sarang nantinya. Telur yang telah selesai ditanam tersebut selanjutnya diberi patok label yang isinya antara lain nomor sarang, spesies penyu, jumlah telur dan tanggal relokasi telur. 


Dari label penanda yang ada di tempat penetasan telur penyu, dapat dilihat bahwa tidak setiap hari ada penyu yang bertelur.  Rata-rata seminggu bisa tiga sampai empat penyu yang bertelur.  Jadi meskipun bulan November sampai Maret biasanya merupakan waktu bertelur,namun tidak setiap hari ada penyu yang turun ke pantai untuk bertelur pada bulan-bulan tersebut.Ada kalanya si penyu cuma mendarat saja tanpa bertelur jika situasinya membuat penyu tidak merasa aman.


Tukik yang baru menetas.

Dari semua telur yang ditanam dalam pasir, tidak semuanya menetas secara sempurna. Ada beberapa yang menetas dengan kondisi cacat, ada yang sama sekali tidak menetas. Ini dikarenakan tertindih telur-telur diatasnya. 

Cangkang telur dan telur busuk ini tidak dibuang dengan cara dipendam melainkan dikumpulkan dan menjadi makanan bagi binatang lain seperti monyet dan biawak. 

Setelah telur penyu yang ditanam berumur 60-75 hari, maka telur-telur tersebut sudah menetas dan dilakukan pembongkaran sarang telur untuk membantu tukik yang mengalami kesulitan keluar dari pasir supaya tidak mati. Selain itu juga mengurangi predator pemangsa tukik yang baru menetas, seperti semut merah dan tikus.Pembongkaran sarang telur penyu juga untuk melakukan pembersihan pasir sarang dari sisa-sisa cangkang dan telur yang gagal menetas.


Anak tukik yang baru menetas di tempat penangkaran pantai sukamade, Meru Betiri, Banyuwangi.
Tukik yang baru menetas di bak penampungan.
Setelah menetas, maka tukik-tukik tersebut di tampung dulu di bak khusus pemeliharaan sementara sampai dianggap cukup umur untuk dilepaskan kembali ke laut.Ada 8 buah bak pemeliharaan tukik.Padat penebaran tiap bak pemeliharaan ini tidak menentu, disesuaikan dengan jumlah tukik yang menetas dari hatchery semi alami saja. 

Untuk sistem rotasi pelepasan tukik ke laut, bak yang tukik dipelihara paling lama akan dilepaskan terus di isi tukik yang baru menetas lagi sehingga rotasinya berjalan sesuai umur  tukik yang harus dilepas. Air tiap bak dijaga pada ketinggian 10 – 15 cm. Sistem pergantian air yang dilakukan disini setiap 2 hari sekali, yaitu dengan cara mengganti air secara keseluruhan.

MELIHAT PENYU BERTELUR

Melihat penyu bertelur di pantai adalah saat-saat yang mengasyikkan sekaligus mendebarkan, karena Anda akan merasakan pengalaman yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.  

Sama halnya dengan di Pantai Ngagelan, di Pantai Sukamade ini kita bisa berwisata dengan mengikuti semua kegiatan petugas/ranger setempat dalam pengelolaan penyu. Mulai dari melihat langsung penyu mendarat dan bertelur di malam hari, penetasan telur, hingga pelepasan tukik.

Untuk melihat penyu yang bertelur, pengunjung dapat mengikuti tur dengan pemandu yang dimulai pada malam hari - karena biasanya para penyu mulai naik ke pantai sekitar pukul 19.30 dan kembali ke laut setelah pukul 24.00.



Biasanya pengunjung akan diminta untuk bersiap sekitar pukul 20.00 WIB untuk memulai pencarian penyu yang bertelur di pantai. Dari depan resort Sukamade Anda dan rombongan lain berjalan kaki beriringan dalam kegelapan malam menuju pantai yang berjarak 700 M. Anda akan disarankan untuk mengenakan pakaian hangat, membawa air mineral dan camilan secukupnya. Satu hal penting, dilarang menyalakan senter di area pantai agar tidak mengganggu penyu yang akan bertelur.

Jalan menuju pantai cukup nyaman untuk pejalan kaki namun untuk mencapai Pantai Sukamade Anda harus menembus hutan belantara. Setelah 30 menit perjalanan Anda sampai di pantai dan sang petugas akan menyuruh rombongan untuk berhenti di pintu gerbang pantai dan menunggu isyarat selanjutnya. Petugas akan kembali mengingatkan seluruh rombongan untuk tidak menyalakan apapun karena saat hendak bertelur penyu sangat sensitif pada cahaya dan suara. Jadi semua harus menahan diri tidak menyalakan senter dan berbicara perlahan.

Jika masih ada yang melanggar aturan tersebut, yang dirugikan adalah seluruh rombongan. Sebab penyu akan takut jika melihat sinar di pantai. Kemungkinan terbesarnya, penyu berputar arah kembali ke laut. Akibatnya, Anda harus menunggu datangnya penyu yang lain.

Penyu membutuhkan waktu sekitar satu jam dari laut untuk menelusuri pantai Sukamade, mencari pasir empuk hangat buat meletakkan telur. Lalu ia butuh waktu satu jam lagi untuk bertelur, sekitar 100 butir, lalu menutupnya dengan pasir. Satu jam lagi untuk menggali lubang tipuan/kamuflase.Lubang tipuan ini dibuat untuk menipu predatornya yaitu babi hutan yang biasanya menyerang dan memakan telur-telur penyu.

Penyu menggunakan keempat siripnya saat berjalan di atas pasir, dan bekas jejaknya di pasir itu yang menjadi petunjuk arah bagi petugas saat patroli penyu bertelur.Biasanya penyu akan memilih lokasi pasir pantai yang relatif tinggi dan bersih sebagai lokasi bertelur. Itu adalah persyaratan sederhana. Selain hal tersebut, faktor suhu menjadi faktor penentu. Penyu memiliki naluri alamiah yang bisa mendeteksi mana lokasi yang suhunya sesuai dan mana yang tidak. Penyu memilih tempat bertelur yang jauh dari jangkauan ombak karena telur penyu sulit menetas jika terkena air laut. 

Selama menunggu dalam kesunyian dan kegelapan, mungkin akan menjadi saat-saat yang menjemukan karena tidak ada kepastian berapa lama Anda harus menunggu sampai seekor penyu mendarat untuk bertelur. Namun Anda akan menikmati keindahan bintang-bintang yang menghiasi langit yang luas laksana bertabur jutaan berlian.

Sementara anda dan rombongan menunggu, petugas melakukan patroli sepanjang pantai. Pencarian penyu yang mendarat ke pantai dimulai dengan menyisir pantai dan melihat track/jejak dari penyu di pasir. Pada malam hari jejak penyu yang naik ke pantai tersebut terlihat seperti garis hitam yang panjang. Bila ditemukan track/jejak penyu, para petugas akan langsung mendekati penyu secara diam – diam dan melihat keadaan penyu.

Setelah sekian lama menunggu dan mendapat isyarat dari petugas bahwa penyunya telah berlabuh di pantai, maka Anda diperbolehkan untuk berjalan lebih dekat dengan induk penyu yang sedang bertelur. Namun jika penyu baru merangkak ke pantai dan memulai membuat lubang, pengunjung tidak diperbolehkan untuk mengamati penyu dari dekat. Bahkan petugas pun harus menjaga jarak, tidak berisik dan tidak menyalakan cahaya apapun. Sebab proses mencari tempat bertelur dan membuat lubang adalah masa-masa peka bagi penyu.
Penyu bertelur di Pantai Sukamade.
Penyu sedang menggali lubang untuk bertelur.
Petugas sedang mengukur dan mengidentifikasi penyu.
Setelah menemukan lokasi bertelur yang cocok, penyu akan menggunakan keempat tungkai/siripnya menggali pasir untuk menanam tubuhnya. selanjutnya, penyu akan membuat lubang vertikal didalam lubang besar yang menanam tubuhnya, sedalam 50 hingga 60 cm, dengan lebar sekitar 10 cm hingga 20 cm. Untuk membuat lubang vertikal, penyu menggunakan tungkai belakangnya. Dalam proses ini, penyu masihlah peka oleh suara berisik dan sinar.
Penyu bertelur di Pantai Sukamade, Taman Nasional Meru  Betiri, Banyuwangi.
Penyu sedang bertelur
Lubang vertikal berfungsi untuk menampung telur-telur penyu. Ketika lubang vertikal sudah selesai dibuat, barulah penyu siap untuk bertelur. Ini adalah saat dimana petugas pantau memberikan isyarat pada para pengunjung untuk datang mendekat. Dalam kondisi seperti itu, penyu betina tidak akan peduli lagi dengan situasi di sekitarnya. Anda pun dibebaskan untuk mengabadikan proses tersebut dengan syarat  tanpa lampu flash dan hanya boleh diambil dari samping dengan bantuan senter. Penyorotan dari depan wajah ibu penyu hanya akan membuatnya terganggu dan kehilangan orientasi menuju air laut kembali.

Saat bertelur penyu mengeluarkan cairan melalui matanya, seperti menangis memang, tapi penyu ini bukan sedang menangis melainkan ia sedang mengeluarkan air garam, satu per satu telur berwarna putih seperti bola pingpong mulai dikeluarkannya.Air mata yang keluar dari sepasang mata penyu itu berfungsi untuk membersihkan pasir pantai agar tidak melukai kedua matanya.
Proses pengurukan pasir usai bertelur.
Sesaat setelah telur terakhir sudah dikeluarkan, penyu akan menutup lubang telur yang dilakukan dengan menggunakan kedua tungkai belakangnya. Lalu diteruskan dengan menutup lubang besar yang tadi menutupi tubuhnya.Proses ini memerlukan usaha yang cukup keras dari sang penyu. Kadang-kadang dia berhenti sejenak karena kecapekan.


Ketika penyu sedang melakukan proses penutupan lubang, hati-hati dengan kibasan pasir yang ditimbulkan. Disarankan untuk tidak membelakangi penyu, terutama bagi pengunjung yang membawa kamera DSLR.

Dalam proses penutupan lubang telur, pergerakan dan sinar terang masih bisa ditolerir. Namun, ketika penyu betina sudah bergerak kembali ke arah laut, petugas menyarankan seluruh pengunjung untuk mematikan lampu senter. Sinar hanya akan membuat penyu kebingungan akan arah. Selain itu, tidak adanya cahaya juga untuk berjaga-jaga kemungkinan ada penyu lain yang akan naik ke pantai.

Penyu kembali ke laut setelah bertelur.
Setelah lubang sudah tertutup sempurna, penyu akan berjalan ke tempat lain untuk membuat kamuflase tempat ia bertelur, gunanya untuk menipu predator yang mengincar telurnya.Setelah itu penyu pun kembali ke bibir pantai untuk kembali lagi ke habitatnya di lautan luas.

Setelah penyu selesai bertelur, petugas akan mengambil telur-telur tersebut untuk selanjutnya dipindahkan ke tempat penetasan telur penyu.Kegiatan pengambilan telur penyu ini dilakukan setelah penyu selesai bertelur, tapi terkadang petugas dapat langsung mengambil telur penyu tanpa menunggu penyu selesai menutup sarangnya. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi waktu. 

Jejak yang ditinggalkan penyu setelah bertelur.
Tapi untuk sarang penyu yang sudah ditutup, petugas akan memberi tanda lokasi telur dengan menancapkan sebatang besi/kayu di pasir sebagai tanda bahwa didalamnya terdapat telur penyu. Jika tidak diberi tanda maka tidak nampak jejak sama sekali bahwa sebelumnya ada kubangan berdiameter hampir 1 meter dengan kedalaman kurang lebih 30cm.Sebab jejak penyunya sendiri pasti akan terhapus ombak pasang keesokan paginya. Setelah menemukan letak telur yang tepat, petugas langsung membongkar sarang tersebut untuk mengambil telurnya dan selanjutnya membawa ke tempat penetasan.
Telur penyu di Pantai Sukamade
Telur penyu
Telur penyu yang berhasil dikumpulkan, siap ditetaskan.

PANDUAN PENGAMATAN PENYU DI PANTAI SUKAMADE

- Kurangi kegaduhan hingga paling minimum tetaplah tenang dan bergerak dengan pelan. 
- Jangan mendekati penyu yang baru saja mendarat, karena pada saat ini level kewaspadaan penyu sedang pada tingkat tinggi, penyu dapat menjadi ketakutan dan kembali kelaut. 
- Indukan penyu yang baru bertelur harus di tinggalkan sendiri, tak boleh di dekati. 
- Minimalkan penggunaan senter, sebaiknya menggunakan lampu merah jangan mengarahkan langsung ke muka induk penyu mundurlah pelan-pelan jika penyu merasa ketakutan. 
- Tidak boleh mengganggu tukik jika sedang bertemu dengan tukik ketika melakukan pengamatan penyu bertelur. 
- Jangan mengambil foto dengan lampu blitz sebelum indukan bertelur, karena lampu blits akan membuat penyu buta sesaat.


PELEPASAN TUKIK

Salah satu hal yang tidak boleh dilewatkan di Pantai Sukamade adalah acara pelepasan tukik ke laut.Para pengunjung diperbolehan untuk melepaskan penyu ini dengan memberikan donasi secukupnya untuk UPKP.Pelepasan tukik ini bisa dilakukan kapan saja, tapi biasanya antara pagi sampai sore hari.Asal dilakukan tidak lebih dari 7 hari setelah menetas. Lebih cepat lebih baik karena tukik harus segera beradaptasi dengan kondisi alamnya di lautan untuk bisa bertahan hidup hingga 200 tahun ke depan sesuai umur normalnya.
Melepas tukik di Pantai Sukamade.
Tukik yang siap dilepas ke habitatnya di laut lepas.
Pelepasan tukik pada pagi hari biasanya dilakukan pada pukul 06.30 WIB. Sedangkan pelepasan tukik pada sore hari dilakukan pada pukul 15.00 – 17.00 WIB.

Hingga usia 3 bulan depan tukik menghadapi masa-masa lost atau hilang tanpa jejak di lautan.Periode tersebut adalah masa tukik menghadapi bahaya dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Semasa masih berupa telur sudah berhadapan dengan manusia, biawak dan babi hutan, setelah menetas menjadi tukik berhadapan dengan burung elang dan ikan, besar sedikit lagi ia harus kembali berhadapan dengan manusia yang mengincar dagingnya. Sungguh perjuangan yang berat bagi tukik untuk mencapai usia remajanya.

Begitu dilepas, tukik-tukik ini akan mulai merangkak menuju laut. Mereka mungkin tidak akan bergerak dengan cepat, terkadang berhenti sejenak. Tukik-tukik itu memang sengaja dilepas agak jauh dari bibir pantai. Tukik-tukik ini perlu mengenal dan mengingat dulu karakter pantai yang akan mereka tinggalkan, dan suatu saat ingatan yang mereka bentuk akan membuat mereka bisa kembali lagi ke pantai ini.



Melepas tukik di pantai,ternyata ada caranya tersendiri. Kita tidak ada boleh sembarangan memegang tukik, ada bagian tubuhnya yang tidak boleh dipegang,yaitu bagian perutnya.Mungkin bagian tersebut masih lemah.Sehingga cara memegang yang benar adalah menyentuh pinggir samping tempurungnya. 





Saling menyusul temannya.






Disaat pelepasan tukik itu,predator alami seperti elang berdatangan siap mengancam. Elang bisa datang beberapa kali dan menyambar beberapa ekor tukik, baik yang masih merangkak di pasir ataupun yang sudah berenang di lepas pantai. Dan tukik yang tidak beruntung pun hidupnya berakhir di hari pembebasannya, menjadi santapan sang predator.
elang salah satu predator tukik
Elang sang predator tukik.
AKOMODASI DI SUKAMADE

Kalau mau melihat penyu bertelur, pengunjung harus menginap karena waktunya berlangsung pada malam hari. Di Sukamade ada dua pilihan penginapan. Di desa Sukamade yang  berjarak sekitar 4-5 KM dari pantai atau di sekitar pantai Sukamade.

Di Pantai Sukamade terdapat wisma atau penginapan milik PT Sukamade Baru, perusahaan kopi dan coklat, milik PT Ledokombo, yang cukup terawat. Mereka menyediakan makan malam dan sarapan.

Penginapan di Sukamade
Tampak depan.
Sedangkan yang suka petualangan, tersedia camping ground yang dilengkapi dengan pendapa untuk ruang pertemuan. Fasilitas lain yang tersedia adalah Mushola, kamar mandi umum dan kantin/warung yang buka di hari-hari libur saja. Namun untuk fasilitas listrik hanya bisa dinikmati dalam waktu terbatas. Tentu bisa dimengerti karena resort Sukamade letaknya jauh di dalam hutan, maka di sini tidak ada jaringan listrik. Para petugas menggunakan genset untuk memasok kebutuhan listrik mereka dan para pengunjung yang bermalam, itupun baru dinyalakan ketika menjelang malam hari dan dimatikan pada pagi harinya.

RUTE MENUJU SUKAMADE
Gerbang masuk pantai Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Banyuwangi.
Pintu masuk Pantai Sukamade
Dari kota Banyuwangi ke Pantai Sukomade jaraknya sekitar 97 km ke arah barat daya. Lokasi Pantai Sukamade masih satu arah dengan Pantai Rajekwesi maupun Teluk Hijau yang sama-sama berada di wilayah Taman Nasional Meru Betiri.

Untuk mencapai Pantai Sukamade,kendaraan yang paling ideal menggunakan mobil 4x4 alias double gardan atau kendaraan sejenis off road lainnya.Jika Anda menggunakan kendaraan umum, maka tidak ada transportasi yang langsung menuju Pantai Sukamade.

Rute menuju Pantai Sukamade bisa ditempuh dari arah Banyuwangi kota di timur (rute dari Situbondo) atau dari Jember di sebelah barat.

Dari Banyuwangi kota/Situbondo :

BANYUWANGI KOTA - JAJAG - PESANGGARAN - SARONGAN - RAJEGWESI - SUKAMADE

Dari Terminal Karangente naik bis jurusan Jember/Surabaya dan turun di Terminal Jajag.

Dari Jember atau Surabaya :

JEMBER/SURABAYA - JAJAG - PESANGGARAN - SARONGAN - RAJEGWESI - SUKAMADE

- Jika naik bis turun di Terminal Jajag.
- Jika naik kereta api turun di Stasiun Kalibaru, selanjutnya ganti naik bis jurusan ke Banyuwangi dan turun di Terminal Jajag yang berjarak sekitar 25 KM.

Kota Kecamatan Jajag menjadi titik transit,karena baik rute dari timur (Banyuwangi kota) maupun barat (Jember) akan bertemu di Jajag yang merupakan jalan utama menuju Sukamade (Taman Nasional Meru Betiri).

Dari Terminal Jajag perjalanan dilanjutkan menuju Pesanggaran/Sanggar. Bis Jajag-Sanggar hanya ada dari pukul 7 pagi sampai 4 sore. Dari terminal Sanggar ke Sarongan/Rajegwesi tersedia angkot dengan tarif kurang lebih IDR 10.000 (kadang tergantung jumlah penumpang). Biasanya beberapa angkot hanya berhenti sampai pasar Sarongan, sebelum Rajegwesi. Pastikan tawar-menawar dengan supir sebelum berangkat dari Sanggar.

Rajegwesi sendiri adalah sebuah desa yang ada di Taman Nasional Meru Betiri, sekaligus menjadi pintu gerbang jika ingin memasuki Taman Nasional Meru Betiri.

Jika tidak tersedia angkot yang menuju Rajegwesi, bisa menggunakan jasa ojek motor dari pasar Sarongan menuju Rajegwesi atau Sukamade. Atau jika pagi hari biasanya terdapat truk yang langsung mengangkut sembako dari pasar Sarongan menuju Sukamade.

Resiko bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan umum, mau tidak mau harus berpindah-pindah kendaraan. Sedangkan jika Anda menggunakan mobil pribadi atau menyewa mobil, tinggal mengikuti rute yang telah disebut dan menikmati perjalanan.Sampai di Sarongan perjalanan relatif nyaman-nyaman saja dengan medan jalan yang sudah beraspal. Namun setelah Rajegwesi, medannya total offroad.

Sepanjang perjalanan antara Rajegwesi-Sukamade, Anda akan merasakan pengalaman seru yang bakal tak terlupakan. Jalanan yang berkelok, menanjak bebukitan, batuan terjal dan tanah berlumpur yang sengaja dibiarkan alami.Untuk mencapai Pantai Sukamade mau tidak mau kendaraan harus melewati sungai dengan kedalaman 40 cm bahkan kadang bisa mencapai 1 meter. Tidak hanya satu sungai, tapi ada lima anak sungai yang harus dilalui. Tiga diantaranya merupakan sungai besar, dimana pada musim hujan airnya bisa setinggi mobil jeep. Tentu saja ini akan menjadi petulangan yang sangat menantang.

Jika menggunakan motor dapat menyeberang sungai menggunakan gethek.
Setelah mencapai perjalanan sejauh 10 KM sejak dari Rajegwesi, Anda akan mencapai Simpang Sumbersuko. Jika Anda menggunakan sepeda motor, maka sebelum bertemu dengan jembatan roboh ikuti jalur ke kiri jalan sampai mencapai di bibir sungai. Selanjutnya dengan membayar Rp 5.000,- per orang untuk naik rakit/gethek menyeberangi sungai ke desa seberang.

Ketika memasuki pos desa Sukamade, pengunjung diminta melapor dengan mengisi buku tamu, begitu juga ketika tiba di pos pantai Sukamade. Jarak antara pos desa dengan pos pantai 5 km.


Video perjalanan menuju Pantai Sukamade

             
Perjalanan dari Rajegwesi menuju Pantai Sukamade memang penuh tantangan seperti tergambarkan dalam video di atas. Namun hasil yang diperoleh sepadan dengan nilai pengalaman yang diperoleh.

Sunset di Pantai Sukamade

TIPS KE PANTAI SUKAMADE


Perjalanan menuju ke Pantai Sukamade melewati di medan yang berat dan memakan waktu cukup lama,tidak tersedia listrik secara permanen dan tidak ada sinyal seluler di sana, sehingga bagi Anda yang akan berkunjung ke Pantai Sukamade barangkali perlu memperhatikan beberapa hal berikut :
- Gunakan kendaraan double gardan dan supir yang berpengalaman di medan berbatu.
- Pastikan Anda tidak memiliki janji menelepon atau menerima telepon selama disana.
- Sebaiknya membawa air minum mineral sendiri dari rumah.
- Selain itu membawa bekal makanan yang cukup.
- Membawa peralatan standar : korek api, senter, lilin atau alat penerang lainnya.
- Jangan lupa membawa jas hujan jika datang di musim hujan.
- Di pantai banyak nyamuk, jadi jangan lupa bawa lotion anti nyamuk.


MENIKMATI EKSOTISME BAWAH LAUT PANTAI BANGSRING

keindahan bawah laut Bangsring Underwater, Banyuwangi.

Wisata Banyuwangi - Bagi pecinta wisata bawah laut, tidak perlu jauh-jauh ke Wakatobi atau Raja Ampat untuk melihat keindahan terumbu karang yang terpelihara dengan baik. Anda bisa menikmatinya di Banyuwangi!

Ya, di Dusun Krajan, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, terdapat gugusan terumbu karang yang tak kalah cantik. Pengelolanya adalah kelompok nelayan tradisional setempat yang menamakan diri Bangsring Underwater (Bunder).

Jika Anda berniat berencana ke Pulau Tabuhan, salah satu jalur penyeberangannya adalah melalui Bangsring. Nah, kenapa tidak sekalian Anda sempatkan untuk melihat apa yang ditawarkan di tempat ini? Untuk mencapai lokasi wisata bahari Bangsring ini, dari pusat kota Banyuwangi jaraknya hanya sekitar 9 km ke arah Pelabuhan Ketapang, tepatnya 2 km sebelah utara Pantai Wadu Dodol, yang bisa dicapai dengan motor maupun mobil.

Bangsring Underwater (Bunder) ini mulai dibuka bulan Agustus tahun 2014. Disini wisatawan bisa melihat keindahan terumbu karang yang masih asli. Selain itu juga ada terumbu karang yang baru ditanam di wilayah selat Bali ini. Luasan terumbu karang di Bangsring ini sekitar 15 hektar dan masuk zona perlindungan bersama dari masyarakat dan pemerintah.

Bangsring Underwater diarahkan sebagai wilayah konservasi alam, karena itu pengelola Bunder sering mengadakan pelatihan bagi masyarakat terkait dengan penyelamatan perairan dan terumbu karang.

Keindahan bawah laut Bangsring di kedalaman 2-3 meter.

Bangsring Underwater, Wongsorejo, Banyuwangi.



Terumbu karang di Bangsring, Banyuwangi.

Selain pelatihan, pengelola Bunder juga mengajak masyarakat dan siapapun yang mau menanam terumbu karang. Untuk penanaman terumbu karang ini, pengelola mengenakan biaya seikhlasnya sebagai biaya untuk menyiapkan media khusus dari paralon dan pengambilan bibit terumbu karang.

Penanaman terumbu karang di Bangsring.
Selain terumbu karang, banyak ikan hias yang ada berenang mengitari coral yang hidup di perairan tersebut. Ada  soft coral dan hard coral di perairan Bangsring yang sangat terjaga. Bentangan soft coral tumbuh subur menciptakan taman bawah air di pantai Bangsring.
Soft coral di Bangsring, Banyuwangi.
Soft coral di Bangsring.
Snorkeling di Bangsring

Wisatawan bisa melakukan snoorkling di area zona perlindungan yang sudah dijaga selama 6 tahunan ini.Untuk snorkling, tidak perlu berenang jauh. Hanya 10 meter dari bibir pantai, soft coral dan aneka ikan hias siap menyambut. Seperti terbang di atas permadani raksasa saat Anda bersnorkling di sana. Koloni soft coral tersebar luas menjadi rumah dari berbagai ikan hias dan ikan-ikan yang memang diperuntukkan untuk dikonsumsi.

Rumah apung di Bangsring, Wongsorejo, Banyuwangi.
Rumah apung di Bangsring
Wisatawan bisa berkeliling dengan boat dan singgah di rumah apung. Dengan ukuran 27x7 meter rumah singgah ini sangat unik. Ada 3 bangunan selayaknya gubuk dan ada 2 toilet. Selain itu ada 4 kolam keramba di sekitar rumah apung berukuran 3x3 meter yang berisi ikan hias, lobster, hiu dan kerapu. Hal ini sebagai bagian pembelajaran bagi masyarakat yang singgah di rumah apung Bunder agar mengenal tentang berbagai jenis ikan dan isi perairan.




Di Bangsring terdapat tidak kurang 500 jenis ikan hias dengan 15 spesies tersebar di perairan Selat Bali. Dari ratusan jenis ikan hias itu, jenis Angel yang paling diminati. Namun yang paling laris diburu adalah ikan jenis Betok.Karena selain murah dan ketersediaannya yang melimpah, ikan hias Betok selalu dibutuhkan dengan jumlah yang banyak.

BERENANG DENGAN HIU
Pernah mencoba berenang dengan hiu? Jika belum Anda bisa mencobanya di Bangsring Underwater. Ya disini ada 5 ekor hiu yang siap menemani anda berenang di kolam tengah laut di sekitar selat Bali.

Hiu yang siap menemani berenang.

Lima ekor hiu berukuran setengah sampai 1 meter ini berkeliling sekitar wisatawan yang masuk di kolam jerambah berukuran 3x3 meter di sekitar rumah apung Bunder. Tentu diperlukan keberanian untuk masuk ke dalam kolam yang berisi hiu tersebut. Jangan kaget jika sesekali tubuh Anda ditabrak hiu yang aktif, namun Anda tidak usaha kuatir hiu tersebut menggigit, karena sebelum diajak bermain, hiu-hiu itu terlebih dahulu diberi makan. Bagaimanapun juga Anda tetap harus waspada, sebab hiu termasuk hewan liar juga.


Untuk masuk ke wilayah Bunder sampai saat ini pengunjung tidak ditarik tiket. Namun untuk menyebrang ke rumah apung, Anda diwajibkan membayar jasa penyebrangan menggunakan boat sebesar Rp 10 ribu. Selain itu, di Bunder ini juga menyewakan alat snoorkling dan sepatu katak, untuk melihat pemandangan bawah laut yang eksotis, dengan tarif Rp 35 ribu.

Fasilitas yang tersedia bagi wisatawan di Bunder mulai dari gesebo, layanan WIFI Gratis, penyedian alat snorkling, kamera underwater, chasing waterproof, perahu tradisional bagi wisatan yang ingin berkunjung ke Pulau Tabuhan, rute kunjungan ke pulau menjangan dan kamar mandi untuk bilas setelah asyik bersnorkling ria. Para wisatawan juga diajak berlibur sambil menambah wawasan lingkungan. Jangan kaget ya jika Anda akan diajak untuk bersih-bersih pantai, penanaman vegetasi pada musim tertentu dan adopsi transplantasi terumbu karang bahkan berwisata sambil belajar biota laut. Pastinya akan menjadi sebuah pengalaman tak terlupakan.

Bangsring Underwater (Bunder) layak menjadi tujuan bagi para wisatawan yang menyukai petualangan bahari dan punya hobi foto-foto panorama bawah laut, ditambah panorama sunrise dan sunset di Bangsring menjadi nilai tambah yang sangat rugi untuk di lewatkan begitu saja.